Minggu, November 04, 2007

The Secret by Lulu

Ditulis oleh : Ulfa Febriany

1st impression saya mengenai fenomena The Secret” saya dapat sewaktu saya menonton acara Oprah Show di Metro TV. (saya lupa tepatnya kapan, namun yang pasti ditayangkan oleh Metro TV tahun 2007 sebelum bulan puasa. Padahal di Amerika buku ini di launch pada tahun 2006). Waktu itu ada dua narasumber yang hadir di acara tersebut (yang keduanya juga menjadi pembicara dalam dvd). Mereka (tentunya) menceritakan apa itu The Secret” dan apa yang menarik dari The Secret” itu…

Secara sepintas saya beranggapan ini hanya merupakan suatu ajaran atau materi mengenai pengembangan diri atau motivasi yang dikemas lebih menarik dari buku – buku pengembangan diri karya penulis lain dan dengan judul yang sophisticated. (Dengan judul “The Secret” yang berarti Rahasia…tentunya akan menarik perhatian ….. Karena secara bawah sadar, manusia akan lebih mudah tertarik dengan hal-hal yang berbau rahasia atau teka - teki)

Kedua narasumber tersebut kemudian menerangkan mengenai The Secret” dan kemudian mengkait – kaitkan dengan ajaran agama (disini mereka mengkaitkan dengan ajaran Kristen / Nasrani. Hal ini dapat dimaklumi karena baik Oprah, narasumber dan audience-nya adalah warga negara Amerika Serikat yang mayoritas beragama Kristen / Nasrani). Disinilah 1st impression saya terbentuk, ini tak ubahnya sebuah propaganda dari suatu kaum / komunitas tertentu yang mencoba membentuk suatu paradigma baru mengenai konsep kehidupan dengan mengetengahkan bahwa semesta adalah segalanya. Semesta akan merespon segala macam tindak tanduk kita…baik berupa pikiran maupun tindakan kita…

Dan kemudian Pak Prass meminjamkan dvd tersebut.. Jujur, karena 1st impression saya yang sudah terbentuk sedemikian rupa maka saya tidak begitu tertarik untuk menontonnya. Sebelumnya Bu Cut sudah menawarkan saya untuk membaca bukunya, Cuma ya itu tadi… saya sudah tidak tertarik sejak awal. Bu Cut kemudian menanggapi komentar saya dengan mengatakan kita ambil yang positifnya aja Lu, dengan mengesampingkan hal – hal yang berbau agama. Saya setuju, tapi saya tetap tidak tertarik.

Dan akhirnya DVD itu kemudian tayang juga (ini pun setelah Pak Prass melalu YM “menyarankan” kepada saya untuk menontonnya paling lambat minggu, dan seninnya diharapkan kita bisa sharing…). Saya mulai menonton DVD tepat jam 9.30 PM. Sempat di pause sebentar karena mencari kamus (text-nya in English), pake headphone (biar bisa lebih fokus) dan segelas Nescafe Pas siap menemani saya menonton The Secret” . Pintu kamar dalam keadaan terkunci dan lampu dimatikan (keadaan ini bisa menimbulkan persepsi negatif dari orang rumah karena bisa – bisa saya disangka sedang memutar film – film aneh seperti Diary 3 or something hihihihi =P). Tapi kemudian lampu terpaksa dinyalakan kembali karena saya harus mencari kata – kata yang tidak saya mengerti di kamus.

Kurang lebih satu setengah jam saya disuguhkan materi yang disajikan sangat menarik oleh beberapa pembicara. Saya paling suka dengan Lisa Nichols. Dengan rambutnya yang groovy dan pembawaannya yang menyenangkan dia menerangkan tentang apa itu The Secret” secara bergantian dengan para pembicara yang lain.

The Secret” adalah film dokumenter yang berisikan wawancara dengan berbagai pembicara yang ahli dibidangnya. Mereka membahas inti dari The Secret” yaitu The Law of Attraction.

Berikut pembahasan mengenai The Secret” yang selain dari DVD, saya juga mencari pembahasan mengenai hal ini dari internet.

Dari Wikipedia

“The Law of Attraction is commonly associated with New Thought and New Age theories, beliefs, and practices. It states that people experience physical and mental manifestations that correspond to their predominant thoughts, feelings, words, and actions and that people therefore have direct control over reality and their lives through thought alone. A person's thoughts (conscious and unconscious), emotions, beliefs and actions are said to attract corresponding positive and negative experiences, or "harmonious vibrations of the law of attraction". The "law of attraction" states "you get what you think about; your thoughts determine your experience. Although this idea has been popular among certain philosophers and denominational adherents for centuries, the idea has received intense criticism from multiple circles in the media, the scientific community, and even some areas of the New Age Movement

The Law of Attraction menyatakan bahwa manusia mengalami manifestasi yang bersesuaian dengan pemikiran, perasaaan, perkataan, dan tindakan mereka yang dominan. Pemikiran seseorang (baik sadar maupun bawah sadar), emosi, kepercayaan, dan tindakan akan menarik kejadian yang bersesuaian, baik yang positif maupun negatif, melalui resonansi dari getaran energi tersebut. Dikatakan bahwa “kita mendapat apa yang kita pikirkan; pikiran kita menentukan nasib kita“.

The Law of Attraction menyebutkan bahwa like attracts like (ketertarikan menarik ketertarikan); pikiran dan perasaan Kita menarik pengalaman yang bersesuaian. Hukum ini menyatakan bahwa kita sendiri yang menarik berbagai hal ke dalam kehidupan kita yang bersesuaian dengan pemikiran dominan kita. Berpikir positif tentang kesehatan, keuangan, dan hubungan interpersonal kita; maka Kita akan menarik hasil yang positif. Berpikir negatif tentang hal-hal ini, dan Kita tidak akan mendapatkan apa-apa dan malah mengalami frustasi.

Kebanyakan orang memfokuskan pikiran mereka pada apa yang tidak mereka inginkan. Konsekuensinya, mereka terus menarik hal-hal yang sama terus menerus — masalah kesehatan yang sama, masalah keuangan yang sama, masalah hubungan interpersonal yang sama. Jika ingin membuat perbaikan riil pada kehidupan Kita, maka Kita harus meluangkan lebih banyak waktu berpikir tentang apa yang Kita inginkan, bahkan ketika hal tersebut belum terjadi dalam kehidupan Kita. Perubahan mindset ini sangatlah menantang, namun mereka yang berhasil melakukannya telah melaporkan hasil yang menakjubkan.

The Secret” sangat direkomendasikan untuk pengembangan pribadi kita. Film ini akan membantu kita untuk mengerti betapa pentingnya menjaga pikiran agar tetap fokus pada apa yang kita inginkan. Setelah kita menonton film The Secret ini, kita akan mulai melihat bukti nyata the Law of Attraction di mana-mana.. di dalam keluarga, teman-teman sekitar, dan dalam diri kita. Kita semua menarik keadaan yang bersesuaian dengan pemikiran dominan kita. Kuasai pikiran kita dan kita akan menguasai keadaan kita.

Pengalaman dari Jack Canfield, author dari Chicken Soup for The Soul membuat saya tertarik mengikuti jejaknya membuat papan keinginan yang berisikan potongan – potongan gambar dari keinginan yang ingin dia wujudkan. Sebenarnya hal semacam ini sudah saya lakukan dari ketika saya mulai mengenal apa yang disebut dengan buku diari. Saya sering menulis hal – hal yang saya inginkan pada saat ini dan masa depan. Namun waktu itu saya tidak pernah mengecek kembali apakah keinginan – keinginan saya yang bejibun itu ada yang terwujud atau tidak. Sampai suatu saat ketika gudang dirumah saya dibongkar dan beberapa barang mau diloakkan, saya menemukan buku diari saya sewaktu saya masih di bangku SD. Berikut beberapa keinginan saya yang saya tulis waktu itu :

1. Saya mau ketemu Michail Jakson (Really, saya menulisnya MICHAIL JAKSON…. Waktu itu lagu Black or White lagi booming banget…)

2. Saya mau les balet ( Ini gara – gara saya baca komik Swan yang bercerita tentang penari balet.. Gambarnya bagus, kakinya panjang – panjang, bodinya langsing)

3. Saya mau ngumpulin kertas surat paling banyak

4. Saya mau bisa naik sepeda lepas tangan dua

5. Saya mau punya kamar sendiri

Dan lain –lain yang bikin saya ketawa terbahak - bahak saat membacanya kembali

Dari beberapa keinginan yang saya tulis ada beberapa yang kemudian terealisasi. Saat itu saya memang menjadi pengumpul kertas surat paling banyak (dan wangi –wangi) diantara teman – teman saya. Terus saya bisa naik sepeda lepas tangan dua ( kenceng lho ngayuhnya......). terus.....walaupun saya ngga jadi les balet, tapi saya les organ...sama – sama bersifat seni lha... Terus .... saya akhirnya punya kamar sendiri waktu saya kelas 1 SMP. Pokoknya adalah beberapa keinginan saya yang terwujud..

Tapi ketika melihat Jack dengan papannya itu, saya kemudian tersadar.... dulu waktu saya membuat list tentang keinginan – keinginan saya, saya hanya MENULISnya...sedangkan Jack, dia memVISUALISASIkan keinginannya itu dengan menempelkan gambar – gambar yang mirip / mendekati dari keinginannya tersebut.

Oleh sebab itu .....saya setuju dengan Bu cut... Ambil yang positifnya ..ambil pembelajaran yang sekiranya bermanfaat bagi kita... Dan sekarang saya sedang mengikuti jejak Jack Canfiled untuk membuat papan keinginan... Jika nanti ada yang terealisasi, saya tak akan segan bercerita kepada anda betapa menyenangkannya memiliki sebuah keinginan dalam kehidupan............. and it’s comes true

Truly happiness containt with :

  1. Someone to love
  2. Something to do
  3. Something to hope for

Dan sekarang saya siap untuk mengejar kebahagiaan saya....

1 komentar:

Gilang mengatakan...

At least i'm waiting for the real of your conclusion...not just revealing ya....tapi gw juga dapet pelajaran dari apa yang lo tulis...beberapa pernah gw lakukan kalo masalah visualisasi soalnya gw suka mengkhayal (termasuk yang jorok2,hehe...)....