Beberapa hari ini saya berada pada situasi menantang. Ada beberapa 'kesialan' yang menimpa saya dan lembaga saya. Ada jadwal training yang ditunda karena belum deal dengan klien. Masih dengan klien yang sama -- saya mendapat berita dari klien yang sama, bahwa proyek pembuatan video sejarah & idealisme perusahaan yang dimulai sejak enam bulan lalu, dihentikan Direksi. Uang muka sudah diterima. Kalau yang ini gampang saja, saya tinggal minta cancellation fee cukup besar untuk menutup kerugian material dan terutama immaterial.
Masih dengan klien yang sama, ada budget/biaya yang dipotong sepihak oleh mereka. Masih dengan klien yang sama, ketika proposal training disetujui, kemudian ada perubahan mendadak di jumlah peserta yang dikirimkan.
Memang pada akhirnya seluruh 'kesialan' itu ada jalan keluarnya. Sebenarnya tim saya sudah bersahabat karib dengan perubahan-perubahan mendadak. Tapi karena ini sudah berkali-kali saya alami dengan klien yang sama, ada semacam panggilan untuk 'memberi pelajaran' melalui pemberian konsekuensi atas keputusan dan tindakan mereka, agar mereka menghargai profesionalitas dan partnership. Makanya, beberapa solusi diperoleh karena saya bersikap tegas : deal, or third alternatives, or no deal.
Di ruang kerja Mbak Nur -- Direktur Training di lembaga saya --- di ujung obrolan kami, akhirnya saya tertawa, dan bilang : "Hehehee, mbak, kita harus berterimakasih kepada mereka. Kita ini sedang dilatih .... kita sedang dilatih oleh mereka ...".***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar