Selasa, Oktober 30, 2007

Gw pilih kekayaan daripada kebijaksanaan


Tidak ada semenit ketika kalimat di atas menjadi judul status saya di Yahoo Messenger, seorang sahabat langsung mengirim pesan : "kenapa ?". Maksudnya, mengapa saya menulis seperti itu, kok saya lebih memilih kekayaan daripada kebijaksanaan.

Sejenak saya merasakan 'kenikmatan' karena gotcha ... teman saya kena provokasi. Sebenarnya itu bukan murni buah pikir saya. Beberapa tahun lalu saya membaca sebuah buku yang mengisahkan, di zaman Nasrudin Hoja ada seorang hakim yang populer. Nasrudin lalu ingin menguji sang hakim. Ia mendatangi hakim dan bertanya : 'Tuan Hakim, anda adalah orang yang dihormati di negeri ini. Seandainya boleh memilih antara kekayaan dan kebijaksanaan, Tuan pilih mana ?

Mendapat pertanyaan bernada sinis, sang Hakim langsung menjawab : 'Ya tentu saja saya pilih kebijaksanaan ...'. Ia melanjutkan, "Nah, sekarang saya balik tanya, anda sendiri pilih mana, kekayaan atau kebijaksanaan ?".

Nasrudin diam sejenak lalu menjawab, "Kalau saya pilih kekayaan ..."
Sang hakim senang karena seperti mendapat sasaran tembak. "Lho ? Anda ini bagaimana sih ? .. sebagai kaum cerdik cendikia, kenapa justru anda pilih kekayaan, bukannya kebijaksanaan ?"

Dengan tenang Nasrudin menjawab : "Nah, terbukti kan ... seseorang memilih apa yang belum dimilikinya ..."

Kisah itu langsung menerbangkan selubung pikiran saya. Nasrudin begitu sederhana menjelaskan motif di balik perilaku seseorang. Bagi saya, ini semacam konsep yang menyederhanakan berbagai teori motivasi, mulai dari teori motivasi sejuta umat Abraham Maslow, Frederick Herzberg, XYZ, dan puluhan teori motivasi lainnya. Apa yang kita kejar dan usahakan selama ini, memang sesuatu yang belum kita miliki. Terlepas dari apakah yang kita kejar itu dapat atau tidak.

Temuan 'baru' kalangan pencari rahasia (the secret) akhir-akhir ini mengatakan, untuk mendapat apa yang kita kejar, kita perlu ask - believe - receive. Fokus pikiran pada keinginan, yakin, dan bersyukur. Katanya pula, perasaan bersyukur didapat dengan berterimakasih terhadap apa yang SUDAH kita miliki. Rupanya manusia butuh 14 abad untuk membuktikan the secret-nya Tuhan dalam kitabNya : "mintalah kepadaKu, niscaya akan Kuberi". "Kalau kamu bersyukur, Kutambahkan nikmatKu. Kalau nggak, ingat, siksaKu amat pedih (alias kita malah menderita)" ...

So, kalau anda diminta memilih kekayaan atau kebijaksanaan, anda pilih mana ? ...

9 komentar:

Anonim mengatakan...

Niken pilih keijaksanaan, soalnya kalau udah merasa bijak, kita jadi berhenti bersikap bijak, karena sudah merasa puas diri...

masuk akal gak???

Mind Provocateur mengatakan...

Masuk akal siapa ? .. akal saya ? .. Iya .. hehehe

Apapun boleh dipilih asal bikin bahagia dan bermanfaat buat sesama. Niken boleh pilih kebijaksanaan, asal merasa cukup dan bersyukur dengan kekayaan yang dipunyai, merasa bahagia dengan itu.

Frame tulisan ini yang ingin disasar adalah teori perilaku motivasi manusia. Kalau isinya sih bebas diartikan .. hehehee.

Anonim mengatakan...

wew...
tulisannya bagus-bagus...
boleh dong share link di blog saya yah pak.
Buat bahan renungan & masukan saya dan teman-teman

thank's

Mind Provocateur mengatakan...

Wahhh .. silakan sekali di link .. semoga bermanfaat buat umat ...

Anonim mengatakan...

mmmh....., butuh kesadaran tinggi ya pak buat baca blog ini, cuman kadang-kadang sering lupa apa yang dibaca sih, anyway its inspired me a lot....

Gilang mengatakan...

may i have another opinion sir?...According to my principle,i prefer happiness than prosperity or wisdom because of life needs to be happy...even if we're not rich but happy,that will make our life perfect...so,i have another provocation sir,hehe....

Anonim mengatakan...

@gilang
seperti komen penulis diatas, apapun pilihan anda yg penting terasa cukup dan jgn lupa bersyukur kepada YME.

seperti juga yg dibilang di acara penampakan di TV,.....

"PERCAYA GAK PERCAYA TERGANTUNG BAGAIMANA ANDA MENYIKAPINYA"

ada hubungannya gak sih ? :D wekekekeke

Anonim mengatakan...

maz praz, kulo sih sepakat jika disuruh milih ya milih kekayaanlah. tapi apapun yang kita pilih itukan sudah ada didunia ini tinggal kita mau mengambilnya atau tidak. Dosen saya ekonomi matematika saya bilang "dunia ini diciptakan sudah dalam keadaan yang lengkap,utuh dan sistemik. so "apalagi yang anda cari jika tuhan sudah menjanjikan segalanya". sekalian minta izin masang linknya di blog saya. blognya smart. tq

Mind Provocateur mengatakan...

Monggo sumonggo ..
matur nuwun sanget ...
alhamdulillah