Selasa, Oktober 30, 2007

Mendadak Dangdut

"Kamu menyanyi masih untuk diri sendiri. Saya menyanyi untuk orang lain. Bagaimana menghibur penonton dan membuat mereka melupakan kesusahan mereka sehari-hari, itulah tugas penyanyi dangdut", ujar Yati Asgar (Asal Garut) kepada Iis (Titi Kamal) dalam film 'Mendadak Dangdut' yang saya tonton di RCTI.

Seketika itu saya 'mendadak' mendapatkan refleksi dan introspeksi. Kalau selama ini saya bekerja, mengajar, melatih, memimpin, pertanyaaannya adalah : apakah saya melakukan itu untuk diri sendiri, atau untuk orang lain ?. Ketika mengajar atau memberi training apakah motif 'bawah sadar' saya sebelum, ketika, dan sesudah melakukannya adalah untuk 'show of force' bahwa saya pintar dan hebat? atau 'nipu mereka' alias manajemen citra diri karena apa yang saya ajarkan kepada mereka tidak saya kerjakan untuk diri sendiri -- alias omong doang?, atau dapat honor yang minimal ukuran 'lumayan' biar saya punya gaya hidup enak ? Atau memang saya mengajar untuk membuat orang lain mendapatkan pencerahan, perubahan, dan kualitas kehidupan yang lebih baik ? ...

Memang boleh melakukan sesuatu untuk kepentingan diri sendiri, tapi tempatkan itu nomor dua. Itupun judulnya adalah 'belajar'. Ya, kita mengajar agar kita belajar. Titik. Sisanya akan otomatis didapatkan tanpa kita pusingkan lagi. Reputasi dan kesejahteraan hanyalah efek samping. Karena kita mendapat dari memberi, dan kita bahagia dari memberi.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

setelah baca ini,saya "mendadak sadar", sepertinya saya masih mengajar untuk diri sendiri... lebih parahnya, terkadang diri sendiri tidak menikmati proses tersebut karena semata-mata "ngejar target" kurikulum... :-( setelah saya sadari, memang menyedihkan, tapi sepertinya jauh lebih menyedihkan lagi kalau ternyata saya gak sadar-sadar juga... ;-)

Thanks Om... :-D
btw, kayak kenal deh sama cowok yang jongkok itu...hehehe...