Selasa, Oktober 30, 2007

Tidak Peduli Kepentingan Orang Lain

Aku jadi ingat Kang Jalal sang guru spiritual beberapa tahun lalu pernah bercerita, ada suatu penelitian terhadap ciri-ciri suatu bangsa. Ada yang gentlemen (Inggris), menghargai waktu (Jerman), disiplin (Jepang -- kalau tidak salah), dll ... Tiba giliran orang Indonesia, ciri yang menonjol adalah : INCONSIDERATE. Artinya, tidak peduli terhadap kepentingan orang lain. Wow ? Kok jauh terbalik ya dengan doktrin para guru, orang tua teman, penatar P4 waktu aku masih sekolah ? Katanya bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah, santun, gotong-royong, tolong-menolong ?

Aku lantas mencari pembenaran atas hasil penelitian itu. Oooo ... pantes. Fakta-fakta di seputar kita memang mendukung. Karena menurut the law of attraction kita diminta jangan fokus memikirkan dan membicarakan hal-hal yang tidak kita inginkan, sebab akan memberi power lebih besar kepadanya untuk muncul di dunia ini -- melainkan fokus kepada hal yang kita inginkan, maka inilah yang kuinginkan :

- Di kawinan pada antri mengucapkan selamat dan mengambil makan (tidak nyerobot dari barisan tengah, supaya menzalimi tetangga yang sudah antri duluan)

- Kalau makan bersama lihat-lihat jumlah yang hadir, ambil lauk kira-kira supaya yang lain kebagian

- Di jalan pada antri rapi (tidak menyerobot dari jalur kiri/badan jalan yang bikin tambah macet, supaya tidak menzalimi tetangga yang antri duluan)

- Pakai jalur yang diperuntukkan, biarpun macet, jangan masuk jalur busway.

- Mobil yang berjalan lambat mengambil jalur kiri (tidak berjalan di jalur kanan, supaya tidak menzalimi tetangga yang ingin lebih cepat).

- Kalau di jalan sempit, kecepatan kendaraan ikut arus, jangan lambat sendiri (kecuali banyak anak-anak dan pejalan kaki), kasihan yang di belakang, apalagi kalau nyetirnya sambil sms.

- Parkir mobil di dalam line (tidak 'mengangkang' sehingga dua space parkir dimakan sendiri supaya kalau ada tetangga yang butuh parkir bisa parkir)

- Berhenti di lampu merah ya di belakang line/lampu merah. Masak mengandalkan kebisingan klakson mobil di belakangnya ?

- Siaga waktu lampu sudah berganti dari merah ke kuning mau hijau, itu berarti kita sudah siap memasukkan presneling ke gigi 1, jangan tunggu klakson di belakang.

- Wahai para pengendara motor, kalau ada mobil atau orang minta jalan ya mbok dikasih dengan cara menekan rem sedikit.

- Wahai para pengendara motor, kalau hujan silakan pakai ponco/jas hujan. Jangan parkir motor di jalan di bawah jembatan supaya jalanan tetap lancar.

- Kalau ada kecelakaan, ikut menolong. Kalau tidak mau menolong ya tetap jalan saja, jangan berhenti nonton supaya jalan tetap lancar.

- Merokok di tempat yang disediakan supaya tidak menzalimi mereka yang ada di ruang kerja, restoran, ruang AC lain & kendaraan umum

- Irit klakson. Lihat-lihat situasi apakah cukup kuat menjadi alasan untuk menekan klakson. Jangan karena mobil depan berhenti langsung diklakson, padahal dia memberi kesempatan pejalan kaki lewat.

- Membuang sampah di tempat sampah, bukan di jalan, di halaman, di pot

- Membuang tissue, pembalut, puntung rokok di tempat sampah, bukan di urinoir/toilet, supaya tetap lancar dan awet klosetnya

- Bagi pria, mau kencing dudukan WC/kloset diangkat dulu, supaya mewariskan tempat yang bebas najis kepada tetangga sesudah kita yang mau memakai dudukan WC tadi

- Mau pub di kloset duduk ya posisinya duduk tidak jongkok supaya tetangga setelah kita mendapatkan dudukan yang tetap bersih

- Kalau kencing, pub, atau buang ingus, ya disiram sampai tuntas

- Mau berhenti di pinggir jalan lihat-lihat sekeliling, jangan-jangan kalau kita berhenti bikin macet jalan dan menzalimi banyak tetangga kita

- Mematikan atau menggetarkan nada ponsel waktu rapat, nonton, seminar, ibadah, takziah, supaya tidak mengganggu tetangga dengan polusi suara.

- Kalau sedang menghadiri rapat ikuti pembicaraan, tidak bicara sendiri

- Mau nyetel kaset ayat-ayat suci AlQur'an lihat-lihat waktu. Masak jam 3 pagi nyetel speaker volume pol ? Bagaimana nasib tidurnya mereka yang sakit atau non-muslim ?

- Wudlu di tempat wudlu, bukan di wastafel, apalagi lantainya sampai banjir. Kalaupun kepepet ya seminim mungkin airnya 'ngepret' sana-sini

- Jemur pakaian di pekarangan sendiri, tidak di tembok tetangga, apalagi jemur pakaian dalam sama keset

- Mengurus sesuatu di instansi pelayanan publik tidak perlu lagi keluar uang pelicin
dan penyogok

- Bikin sinetron yang memintarkan, mencerdaskan, membijaksanakan, bukan mensugesti pemirsa jadi berani melawan orang tua, dengki, jahatin temen/ saudara/handai tolan, jatuh cinta sama atau malah takut dukun, memuja setan, takut hantu, lemah mental, malas, pesimis, hamil sebelum nikah .. semua dengan alasan : supaya pemirsa tidak seperti itu (padahal pikiran bawah sadar tidak kenal kata tidak, jangan, bukan. Apa yang di-tidak dan jangan-kan malah terbayang dalam pikiran).

- Setiap orang memeriksa keteknya masing-masing. Kalau bau, pakai deodoran.

Mau ikut menambahkan daftarnya ?

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mau ikut menambahkan daftar:
- sebaiknya sebagai pengendara kita mematuhi peraturan lalu-lintas, tidak saling serobot. Karena ketidak disiplinan sekarang untuk berbelok arah di beberapa persimpangan jalan kita tidak boleh langsung. Hal ini tidak hanya merugikan kita sendiri dalam hal biaya, tenaga & waktu, tetapi juga polusi gas buang yg tidak perlu.

masPriy mengatakan...

wah betul tuh,
doktrin supaya setiakawan, ternyata cuma sekedar doktrin aja