Selasa, Desember 11, 2007

Semua tergantung definisi

Apa fungsi setir? Untuk membelokkan mobil? Apa fungsi rem? Untuk menghentikan mobil? Kalau anda jawab seperti itu, anda salah besar. Saya sudah membuktikannya di Lido saat mengikuti pelatihan smart driving yang diselenggarakan Bengkel Production dan MetroTV.

Mobil saya pacu cepat sampai 80 km/jam. Instruktur menyuruh saya rem mendadak lalu buang setir ke kiri. Apa yang terjadi ? Mobil tetap meluncur ke depan, padahal sudah saya rem kuat-kuat, dan sudah saya buang setir ke kiri. Kalau di depan saya ada orang pastilah dia tertabrak. Ini artinya, setir bukanlah untuk membelokkan kendaraan, dan rem bukanlah untuk menghentikan kendaraan. Setir hanyalah untuk mengubah arah ban, dan rem hanyalah untuk membuat ban berhenti berputar. Titik.

Sessi tadi segera menyadarkan peserta pelatihan tentang kekeliruan definisi mereka tentang mengemudi -- bahwa mengemudi dalam keadaan kencang dan mengambil jarak yang sangat dekat dengan mobil di depan kita, itu sama saja mengundang malaikat maut untuk menemani perjalanan kita. Jika mobil di depan kita berhenti tiba-tiba (boleh jadi karena menabrak mobil depannya lagi), maka hanya yakin dengan kecepatan reaksi kita menghindar adalah sia-sia. Itulah sebabnya, jarak aman mobil kita dengan mobil depan kita adalah 2-3 detik. Caranya, biarkan mobil depan kita melewati sebuah objek diam di pinggir jalan, lalu langsung kita hitung : "satu dan satu - satu dan dua - satu dan tiga". Kalau mobil kita berada di sekitar 'satu dan tiga' pas melewati objek diam tadi, berarti jarak kita sudah aman. Ini berarti jarak aman dalam meter tergantung dari kecepatan mobil kita dan depan kita.

Seringkali kita salah menjalani sebuah peran jabatan gara-gara salah juga dalam memberi arti atau definisi dari jabatan tadi. Sama seperti awalnya saya salah mendefinisikan fungsi setir dan rem di atas. Seorang staf pengadaan barang (procurement) minta komisi dari pembelian barang ke vendor/suplier. Seorang staf atau manajer training minta 'pengembalian' dari lembaga/perusahaan training karena sudah membeli jasa training dari perusahaan training tersebut. Alasannya serupa, bahwa mereka sudah 'berjasa' membuat vendor atau suplier mendapat order dari dirinya. Bungkusnya macam-macam : success fee, marketing fee, diskon, refund, dan lain-lain, tapi ujung-ujungnya masuk ke kantong pribadi.

Kalau saja dia paham benar definisi atau arti atas tugas/jabatan/perannya itu dengan benar sesuai fungsi jabatan tersebut, bahwa yang namanya staf pengadaan, atau staf training, atau staf promosi, sudah digaji perusahaan untuk menjalankan fungsi-fungsi pengadaan barang atau mengadakan pelatihan, atau pemasangan iklan --- dia tidak akan minta diskon atau marketing fee, kecuali diskon itu masuk lagi ke kas perusahaan. Karena untuk pekerjaan itulah dia ada di Perusahaan...***

1 komentar:

ResilientMind mengatakan...

Mas,
waktu di pedalaman papua beberapa tahun lalu, aku harus ikut kursus khusus untuk bisa pegang land cruiser yang ada di sana.

salah satu pelajarannya, jarak aman yang dipakai adalah kecepatan mobil kita. setiap 10 km berarti 1 mobil di depan kita

jadi, kalau kita lari 100 km, maka siapkan slot untuk 10 mobil di depan kita

saat di sana, kami semua patuh. kalau gak patuh bisa kena tilang dan potong gaji

pas balik ke jakarta, aku gak tahan Mas. baru siapkan 2 slot buat mobil, eeehhh yang lain dah pada nyelip di depan ku !