Senin, Agustus 04, 2008

It's always the first time for everything (by. Uti Brata)


Ada pepatah yang mengatakan, it's always the first time for everything... Itu juga pengalaman saya semester ini. Seperti yang sudah ditulis oleh suami tercinta di blog nya : http://provokasi-prass.blogspot.com/2008/07/buat-apa-sedih.html saya memang FAIL dalam salah satu mata kuliah utama program PhD saya, Microeconomics, the foundation of all Economic Theory... It's the first time in my life that I failed the class. Gimana rasanya????

Biasa-biasa aja tuh... hehehehe... Banyak orang yang kaget mendengar saya gagal di mata kuliah ini, karena waktu midterm nilai saya lebih tinggi dibandingkan teman-teman belajar yang lain. Dan mereka liat pas selesai final exam, wajah saya berseri-seri. Jadi mereka menganggap saya sukses menjawab semua pertanyaan di ujian tadi. Saya ketawa aja mendengar komentar Yot, teman saya dari Thailand itu. Saya bilang ke dia, "Of couse I was so happy after the exam, because it was the last exam last semester and we'll have a good dinner afterwards".

Padahal kalau mereka tau perasaan saya waktu ujian. Begitu buka soal ujian dan baca ujiannya, langsung keringat dingin keluar semua. Karena dari 5 soal yang ditanya, ga ada satupun yang saya yakin jawabannya. Apalagi dua pertanyaan terakhir yang bobotnya masing-masing 20% dan 30%... Sama sekali ga bisa jawab, so there goes my 50% of the grade... Jadi dari perhitungan di atas kertas saja, saya sudah yakin kalau saya akan FAIL mata kuliah itu. Tapi saat itu saya langsung berpikir.. kalau saya tidak bisa jawab pertanyaan ini, berarti saya memang BELUM menguasai materi ini. So it's OK for me to retake this class next year, and I will understand and master all the materials. Dan begitu selese ujian dan ketemu sama dosennya, saya langsung ngomgong ke dia, "Jose.. see you next year... I'm sure I fail this course". Dosennya cuma bengong aja, dan dia bilang, "This exam is not that difficult"... Ya right... He's the one who made the exam, of course he says it's easy because he knows the answer already hehehehe....

Dan sebelum ujian, saya sudah bilang ke teman saya, kalau saya lebih suka saya FAIL daripada harus ambil Supplementary Exam (ujian perbaikan). Karena supplementary exam itu pas liburan yang berarti saya harus memperpendek liburan di Jakarta dan dalam waktu 2 minggu harus belajar Micro lagi. No way I shortened my holidays (and thanks God, it's not happened so I can accompany my younger sister at the hospital) and no way I will mastered the materials in just two weeks. So I prefer to retake the course.

Walaupun dah tau kalo ga mungkin lulus, tapi pas harus liat hasil semester ini lewat internet, saya nervous juga, sampai-sampai salah ngasih tau password ke Galuh, sohib saya yang masih di Canberra saat itu. Dan Galuh dengan berat hati memberitahu bahwa saya FAIL Micro... hehehe... padahal yang dikasih tau cuek-cuek aja.

Besoknya saya ke kantor, CSIS, dan dengan cueknya kasih tau ke teman-teman kalau saya FAIL Microeconomics. Saya ketawa tawa aja waktu ngomong gitu, sampai-sampai teman saya sempet sebel dan negur saya. "Mbak Uti gimana sih, kok gak lulus Micro malah ketawa-tawa. Sedih gitu kek, biar Tuhan kasian dan tahun depan dilulusin "... Saya bilang ke teman saya... "Lha emang kalo saya nangis, tuh nilai bisa berubah jadi PASS? Kalau iya saya mau deh nangis tujuh hari tujuh malam". Saya bilang ke dia, saya malah senang ga lulus, karena dengan gitu saya bisa lebih menguasai materi yang diajarkan. Dia cuma menjulurkan lidah dan bilang.. "Ah.. loe mbak.. banyak aja alasannya".

Hehehehe.. aneh ya orang-orang kok ga percaya kalau saya benar-benar ikhlas dan ridho untuk mengambil mata kuliah itu lagi. Ini akan menjadi ketiga kalinya saya ambil mata kuliah Microeconomics, dengan memakai buku Microeconomics karangan Mas-Colell, the best book in Microeconomics. Pertama waktu di UC Davis, 10 tahun lalu, kedua, semester satu kemaren dan ketiga, tahun depan. Karena saya tiga kali belajar Mas-Colell, nanti saya akan jadi Mbak-Colell....hehehehhee....

Although it's always the first time for everything, but this is also the last time I fail my class. Once is enough......

1 komentar:

Anonim mengatakan...

komentar gue cuma satu buat temen gue yang dari SMA emang jelas2 ga pernah fail... sepandai pandainya tupai melompat, pasti pernah jatuh juga... gue inget satu2 nya nilai yang gue diatas Uti tuh pelajaran fisika (maksud gue satu materi doang...kalau ngga salah tentang "vektor"...) itu karena gue abis di ancem sama bokap gara2 keseringan ikut organisasi di luar sekolah.. gue mau buktiin kalau pelajaran sekolah ga akan keganggu... jadi sambil latihan vokal group, gue belajar... eeh bener aja.. besoknya gue dapet nilai 9, kata pak gurunya itu tertinggi.. hehehe...