Rabu, September 17, 2008

Magang Dulu


Ketika memimpin review implementasi training saya yang sudah saya berikan sebulan lebih yang lalu di sebuah perusahaan sekuritas, salah seorang peserta review bercerita, bahwa ia 'bangkit' dan termotivasi saat membaca buku 'PROVOKASI' yang saya tulis. Sebelumnya ia memang tidak suka membaca. Tapi 'bara api' itu cuma bertahan seminggu. Berbagai kepelikan pekerjaan dia membuat ia kembali 'down'. Suara 'sumbang' dari orang-orang sekitar yang mengatakan ia 'terlalu' cepat naik pangkat, kegagalan-kegagalan dan kesulitan dalam mencapai target 'margin', adalah sebagian dari 'ion-ion negatif', begitu istilah dia.

Saya hampir saja 'berceramah' soal motivasi dari luar versus motivasi dari dalam. Tapi saya urung memberi 'kuliah' itu karena saya kemudian melihat apa yang dialaminya juga terjadi pada orang lain.

Saya bilang, "Membaca buku itu ibarat belajar teori. Meskipun buku PROVOKASI saya sebagian besar merupakan dokumentasi dari 'praktek' yang saya lakukan, tapi buat orang lain yang membaca tetaplah jadi teori sampai ia sendiri mempraktekkannya. Ketika ada keinginan untuk merubah 'nasib' setelah mempelajari 'teori' tadi, maka Tuhan memberikan kesempatan untuk 'magang' dengan cara memberi situasi yang 'pas' untuk kita mempraktekkan apa yang kita pelajari tadi. Ibarat mau jago main golf, setelah baca bukunya, apakah bisa langsung mahir di lapangan ?. Pastinya kita driving dulu lima ribu bola, lalu turun ke lapangan lengkap dengan tantangan dan kesulitan sana-sini. Waktu driving kemungkinan di awal-awal otot dada kita sakit, tangan lecet, merasa malu kalau mukul meleset -- padahal tidak ada yang menertawai. Kalau kita tidak tahan waktu driving ataupun turun ke lapangan pertama kali, ya mana bisa kita jadi jagoan golf ?".

Dari 'kalibrasi' saya, ia mulai 'tersulut'. Saya melanjutkan, "So, you are the right track. Anda sudah berada di jalur yang benar, karena semua orang juga mengalami hal ini. Welcome to the world, dimana tidak ada yang namanya mau mempraktekkan suatu ilmu langsung berhasil dan jago. Kalau kita tidak tahan dengan tahap ini, ya sudah ... kita tidak akan naik ke 'maqom' lebih tinggi. Kita tidak makin besar 'otot'nya. Kalau di wacana agama, ini sejenis dengan ayat yang menyatakan 'tidak dikatakan seseorang beriman sebelum ia diuji'.

Sayup-sayup saya mendengar ada peserta yang berbisik kepada temannya, "tuh, jadi sekarang kita sedang magang ...".

Di dalam mobil on the way pulang dari acara itu, masuk sebuah SMS dari isteri saya di Canberra.

"Haduuuuuh mau bikin presentasi kok males banget yak. Besok ketemu Mas Budy jam 10 :-("

Saya balas :

"Hehehe ... sambil kamu males, bikin presentasi aja ..."

Dia balas lagi :

"Hwa hahahaha ... kamu makin lucu aja ya sekarang" ***

Tidak ada komentar: