Sabtu, November 22, 2008

Makin deh...


Ini cerita waktu saya masih takut bukan main sama kecoa. Karena saya bermusuhan dengan kecoa, otomatis segala yang terkait dengan kecoa masuk ke dalam daftar hitam saya. Radar mental saya aktifkan 24 jam dan alarm akan berbunyi ketika radar mental menangkap tanda-tanda yang mendekati musuh saya itu. Tanda-tanda itu bisa gambar, suara, bau.

Suatu malam saya nongkrong makan nasi goreng bersama teman-teman. Tiba-tiba saya mencium bau musuh saya itu.

"hmmm .. ada kecoa nih ...", kata saya.

Teman yang tidak takut dengan kecoa heran kenapa saya bisa tahu kalau di sekitar saya ada kecoa.

Benar saja, dari jarak 3 meteran, tampak sesosok kecoa sedang mengendap-endap di pinggir got. Maklum, saya nongkrong di Amigos (Agak minggir got sedikit). Sungutnya bergoyang-goyang. Saya tidak tahu dia sedang apa, tapi buat saya dia sedang 'meledek' saya.

Saya kembali meneruskan suapan nasi goreng berjubah suwiran ayam dan bermahkota telur ceplok setengah matang -- tentu dengan level kewaspadaan yang meningkat.

Tiba-tiba .... wushhhhhh ... ada 'sesuatu' yang 'terbang' dari atas menuju bawah, dan ketika benda itu tepat di samping pipi kanan saya ...... zeeeeppppppp .... tangan saya refleks men-smash benda itu. Saya mengira itu kecoa terbang. Akibatnya, tangan kiri saya yang memegang piring nasi berguncang keras, dan nasi-nasi berceceran di lantai. Teman-teman langsung menoleh ke arah saya. Saya terengah-engah kaget.

Begitu tahu benda yang saya smash itu adalah daun kering yang jatuh dari pohon, teman-teman yang tahu soal phobia saya langsung tertawa berbonus nyela.

Suatu ketika saya habis nonton film horor, dimana di film tadi tokoh sentralnya adalah kuntilanak. Saya masuk kamar mandi dan mengambil air wudhu. Tiba-tiba, entah karena tersenggol atau apa, kepala shower jatuh, dan dalam sepersekian detik saya loncat mengambil kuda-kuda silat !. Saya mengira ada serangan kuntilanak. Padahal, sebelum-sebelumnya, kalau ada benda jatuh, reaksi saya tidak terlalu theatrical.

Ketika kita takut terhadap atau kepada sesuatu, sebenarnya tanpa sadar fokus perhatian kita kepada hal yang kita takutkan tadi makin besar. Tanpa sadar kita makin sadar akan hal tadi. Segala yang terasosiasi dengan apa yang kita takutkan itu menjadi 'dekat' dengan perhatian kita. Akibatnya, justru ketakutan itu makin nyata dan hadir dalam kehidupan kita.

Seorang teman yang kuper (kurang perhatian) sehingga dia sering caper (cari perhatian) mengirim SMS kepada saya. Dia tanya apa saya tersinggung atau marah karena beberapa SMS 'caper'nya tidak saya jawab. Saya jawab, tidak. Kalau marah saya pasti bilang, tidak diam.

Lalu dia melanjutkan, "Aku paling takut konflik dan berusaha menghindari konflik. Aku nggak mau berantem".

Dia tidak sadar, bahwa justru mindset semacam itu nyatanya membawa dia sering berada dalam keadaan konflik. Kenapa bisa begitu ? Konflik adalah salah satu 'mahluk' ciptaan manusia yang akan terus ada selama kita berhubungan dengan orang lain. Konflik itu netral. Konflik itu hanyalah situasi perbedaan pikiran antara satu orang dengan orang lain. Pikiran mewujud menjadi tindakan dan hasil.

Sama dengan saya yang tidak bisa menolak kehadiran kecoa. Kecoa pasti ada, tinggal bagaimana kita bersikap tenang dan bertindak agar kecoa itu pergi (pergi dalam keadaan hidup atau mati, hehehe). Kita tidak bisa menolak kehadiran konflik. Yang bisa kita lakukan dalam kendali kita adalah bersikap tenang, dan mencari cara menyelesaikannya. Itu saja. Judulnya adalah berani. Berani menerima konflik dan menyelesaikan konflik.

Nah, ketika teman saya itu tidak mau ada konflik, sementara selama hidup dia pasti bertemu konflik, bukankah itu sudah konflik itu sendiri? Jadi konflik itu dia ciptakan sendiri.

"Ah, ngomong doang... memangnya kamu sudah bisa tenang kalau didatangi kecoa ?" Mungkin itu pertanyaan anda kepada saya.

Saya jawab,"alhamdulillah ... belum".***

Sabtu, November 15, 2008

Yakin Aja (by. Inna Indryani)


November 12th, 2008 by ladyfi06


Selasa tanggal 11 November 2008 ada acara wisuda Mahasiswa S1 STIE Dharma Bumiputera yang notabene nya saya menjadi MC…ga lucu kan kalo mbak MC nya berambut gondrong dan awut-awutan (secara rambut ku kruwel binti ikal plus suara cempreng lagi)…hehehe, yup suara ku emang terlalu melengking sedemikian sehingga kalo mau jadi MC masih rada-rada ga pede sama suara sendiri…dibandingkan dengan mbak-mbak MC yang biasa kita liat diacara-acara resmi…
Akhirnya dapet deh salon baru di pinggir jalan….pekerjanya mayoritas laki-laki kemayu yang lihai sekali memangkas rambut wanita…
Sedang asyik-asyiknya memangkas rambut saya, sang pemangkas rambut diajak ngobrol sama temannya :
Temannya : Mas, kita kan disini baru ya…udah gitu disini sepi lagi…
Gimana kalo salon kita ga laku ya?
Sang Pemangkas : Hus…hindari berpikiran kayak gitu…
Pikirkan kita sedang melayani buanyak tamu…
Bayangkan antrian tamu yang menunggu jasa kita…
Yakin aja lagi kita pasti mampu memuaskan pelanggan dengan keterampilan kita
Sehingga salon kita laku, jadinya kita semangat kerja…
Temannya : Yah kalo yakin doang mah gampang, tapi kenyataannya kan disini sepi
Sang Pemangkas : Nah kan udah gampang tuh yakin…sekarang mantabkan keyakinan ditambah dengan hati yang ikhlas..betul ga?
Temannya : hahaha…bisa aja lu, dapet darimana tuh kata-kata…
Sang Pemangkas : hehehe…ada aja…
Ups…disaat hati lagi ga pede sama suara sendiri, tiba-tiba dikasih pelajaran yang ga disangka-sangka…yup…kita harus yakin dengan kemampuan kita sehingga mampu memuaskan pelanggan…yup…yakin…
Yakin jadi MC nanti…hehehe…
Tapi ngomong-ngomong, tukang pangkas rambut dapet dari mana ya kata-kata kayak gitu…apa karena dia suka buka website http://www.provokasi-prass.blogspot.com…atau juga dia sering dengerin Smart FM….hehehe…

Sabtu, November 08, 2008

Dari bayangan jadi beneran (kisah cukur)

Sudah beberapa hari saya agak bingung memikirkan bagaimana saya memperindah penampilan kepala saya, alias cukur. Ini bukan karena Dede sahabat saya di Ksatria Atma Mahakam (alumni Pramuka SMA 6) mengatakan kepada isteri saya bahwa saya 'lagi cakep-cakepnya', tapi memang karena sudah tiga minggu rambut saya tidak dipangkas. Maklum, model rambut semi plontos kayak punya saya ini daur hidupnya lebih pendek daripada model panjang sepuluh tahun yang lalu.

Tiga hari ini saya agak hectic memikirkan dan menangani beberapa pekerjaan di kantor, termasuk acceptance karena ada dua program pendidikan dan pelatihan yang tertunda gara-gara dari 18 dan 14 hari durasi diklat yang saya ajukan, dipangkas hanya tinggal 5 dan 4 hari. Saya tidak mau ribut dulu karena saya tahu akar masalahnya adalah belum adanya dialog langsung antara pihak saya dan direksi yang memutuskan untuk 'sambung-pikir' alias memahami konsep masing-masing, jadi saya juga tidak tahu outcome apa yang diinginkan oleh Direksi dengan 5 dan 4 hari.

Ketika menulis blog ini, saya sedang menunggu ibu saya belanja di Pasar Ciputat. Ini hari Minggu. Besok Senin saya punya agenda seabrek, mulai dari rencana siaran langsung di D-FM, rekaman kapsul 'Provokasi' di Smart FM, dan gladiresik wisuda, dimana saya perlu turun langsung memberi 'roh' dan memastikan lagu "Menjelang" yang saya buat tahun 1986 bisa dinyanyikan dengan 'soul' yang pas oleh Paduan Suara. Hari Selasa-nya adalah wisuda sarjana STIE Dharma Bumiputera dimana saya akan memberi pidato selaku Ketua Yayasan. Itu berarti kebutuhan untuk berambut rapi memang sudah mendesak.

Di rumah sebelum berangkat, saya berharap, sembari menunggu ibu saya menelusuri pasar, mudah-mudahan ada barber shop yang buka, meskipun saya agak ragu karena masih terlalu pagi. Hanya saat inilah waktu untuk saya bercukur, karena siangnya saya kondangan walimatussafaar Pak Harsanto, lalu doa bersama untuk sahabat saya Yoyok-Padmono di rumah Ical, dan malamnya kondangan mantan mahasiswa bimbingan saya Danang.

Di Pasar Ciputat, saya parkir di sebuah tempat mirip pertokoan. Saya parkir di depan deretan toko yang masih tutup. Saya online sebentar dan tiba-tiba 'terusik' oleh aktivitas pemilik toko di depan mobil saya parkir membuka rolling door tokonya. Saya masih meneruskan chatting saya dengan isteri saya, Uwie, Chandi, dan Mira. Begitu saya 'tersadar', saya melihat ke arah toko yang sudah siap kunjung. Ternyata itu bukan toko, tapi tempat Pangkas Rambut !

Problem solved! Thought becomes thing. Oh ya, biasanya saya bercukur di beberapa tempat, nuansanya Nyunda Pisan karena juru pangkasnya berasal dari Jawa Barat seputar Tasikmalaya. Baru kali ini saya dipangkas dengan ambience bahasa dan logat Padang karena ternyata juru pangkasnya dari Sumatera Barat...***

Kamis, November 06, 2008

Lontoooooong


"Ini semua gara-gara Yasmin !!! .... awas ... tunggu pembalasanku ... akan aku buat hidupmu menderita selamanya ...!", geram seorang 'tante' yang gagal untuk merebut posisi enak di kehidupan 'Alfino'.

"Hehhhhh !! .. ngapain kamu masih di sini ?? .. kamu itu pembawa sial ! .. cepet sana keluar ! .."

Klik ... pindah ke stasiun sebelah...

"Mumpung ibunya pergi .... anak itu bisa aku manfaatkan buat mengemis ... aku bakal dapet banyak duit ... iiihihihihiiii .."

Klik .. pindah ke stasiun sebelah...

"Hehhhhh!!! ... Carissa ...Kamu anak kampung ! ... tidak pantas kamu hidup bersama Mario !"

Klik .. pindah ke stasiun sebelah

"Kalau dia hamil, itu karena gue di jebak ! .... Eh, Son, denger ya .... gue tidak akan bertanggungjawab !" ...

Klik ... pindah ke stasiun lain setelah 1 jam.

"Hmmm ... kalian semua bodoh ! .... lihat, .. sebentar lagi perusahaan itu akan jatuh ke tanganku ..."

Toloooooooonggggg .... ibuku dan mungkin ibu-ibu lain di Indonesia ini menikmati tayangan sinetron Indonesia kayak gini ....***

Selasa, November 04, 2008

Etika Berkendara for bikers


Sudah lama saya ingin memposting artikel yang saya 'copy' dari blog lain. Memang ada sih tulisan isteri atau keponakan yang saya pajang di blog ini, tapi kali ini saya dapat tulisan yang pas sama 'soul' saya saat ini, yaitu topik yang saya ingin kampanyekan ke publik. Karena sekarang saya biker penunggang Yamaha Scorpio ala Touring, saya ambil artikel dari blog Jakarta Owners Yamaha Scorpio.

Etika Berkendaraan

Walau sehari-hari naek motor, kadang-kadang kite ‘apes’ dan terpaksa naik mobil. Eh.., pas di belakang kemudi banyak biker kadang ngeselin. Mereka nyemplak motor, lagaknya jalanan milik moyangnya. Padahal kalau kegebok, bikerlah yang cedera paling besar. Iyalah.

Nah, biar kita nggak ngeselin dan terhindar dari celaka, nggak salah menyimak tips hasil rangkuman pengalaman.

HINDARI PELAN TAPI DI TENGAH JALAN

Ini sering terjadi. Mereka adem ayem aje jalan pelan di tengah jalan. Pengemudi mobil bakal kesulitan melewatinya. Apalagi kalau mereka lagi tanggung ngebejek gas.

Biker paham etika harusnya ngerti kalau mau pelan, ya minggir. Supaya kagak jadi handicap pengendara mobil.

WAJIB KASIH TANDA SEBELUM BELOK

Di belakang kemudi mobil, sopir sering bertanya. Nih, motor mau belok ape lempeng. Soalnya dia ngambil posisi di tengah jalan dan di depannya ada pertigaan atau gang.

Nggak sabar, dia ngambil keputusan dan langsung nyusul. Eeh.., tiba-tiba bikernya belok dan jeedaaar! Mobil menghantam motor. Atau motor nyamperin mobil.

Ini akibat biker cuek mau belok. Tanpa sein atau kode tangan. Enak aje dia belok, nggak sadar di belakangnya mobil melaju kencang. Ente wajib melihat ke belakang, kasih tanda kalau mau belok. Jadinya, sopir kagak bingung dan bisa mengantisipasi manuver sobat.

JANGAN NYUSUL MOBIL SEENAK UDELE DEWE

Biasanya terjadi saat lalu lintas lambat merayap alias semimacet. Mobil terpaksa pasrah dalam antrean, sedangkan motor leluasa selimpat-selimpet di antara moncong dan pantat mobil.

Sering terjadi, biker memotong antrean dari kiri ke kanan atau sebaliknya dengan jarak tipis banget. Kalau tiba-tiba mobil menambah kecepatan, bisa dipastikan menabrak motor karena jarak sempit tadi. Kalau toh nggak terjadi tabrakan, sopir biasanya kaget dan mengumpat, ”Sialan!”

Idealnya, penyemplak memperhitungkan betul kalau mau ‘menggunting’. Perkirakan jarak aman atau saat mobil betul-betul berhenti.

KELUAR GANG JANGAN KAYAK TIKUS GOT

Tikus keluar dari got, tanpa tengok kiri-kanan. Biker jangan begitu dong! Pernah kejadian, seorang rekan lagi nyopir mobil dalam kecepatan tinggi, langsung banting setir. Gara-gara motor keluar gang ke jalan gede seenak udele dewe. “Gue kaget. Akibatnya, mobil terguling dan salah satu keluarga gue luka parah,” cerita Faisal Mahbub yang kala itu ada acara ke luar kota.

Ini bener-bener dosa biker. Dalam situasi lain mungkin sopir nggak sempat menghindar dan melabrak biker slonong boy tadi. Prediksi betul kondisi lalu lintas sebelum gabung ke jalur besar.

JANGAN KELEWAT DEKET MOBIL DI STOPAN

Persis lampu merah, sampeyan harus waspada. Nggak sadar, kaki penyemplak nangkring di ban depan mobil.

Lampu ijo nyala, mobil jalan dan menggilas kaki penyemplak motor. Serem, orang itu marah-marah sambil ngegedor kaca mobil.

Ayo salah siapa? Kenapa nyimpen kaki dekat sama ban mobil. Waspada dong!

BE GENTLEMAN KALAU NYENGGOL MOBIL

Macet, buru-buru… ente pasti selimpetan. Biasanya, setang motor nggak sengaja melabrak spion mobil. Payah banget kalau biker langsung kabur atau belagak bego. Harusnya gentleman dong… Dekati sopir dan minta maaf.

Kalau dimaki-maki, ya risiko!

KIAT BALIK ARAH

Mau balik arah pada jalan dengan pemisah jalur, ada kiatnya. Sipnya, semua bodi motor masuk ke pemisah jalan tadi dengan posisi nyerong. Dengan begitu pantat dan moncong motor kagak ada yang nongol. Otomatis, kecil kemungkinan dihantam mobil dari belakang atau depan. Dengan posisi seperti itu pengemudi mobil nggak terhalang.

Praktekkan dulu, baru bilang bener


Di penghujung pelatihan, di hadapan sahabat-sahabat anggota Ksatria Atma Mahakam (alumni Pramuka SMA 6 Jakarta) yang menjadi peserta pelatihan, saya mengatakan, jangan bilang semua yang saya ajarkan itu benar, sebelum dipraktekkan sendiri. Selama belum dibuktikan, semua 'ajaran' saya hanyalah teori belaka.

Ke-19 sahabat saya : Aji '87, Widi '87, No '87 (dan isteri), Nifa '86, Dede '88, Ita '88, Nday'83, Dhani (dan suami), Mbak Ati (dan suami), Ade '89, Sofyan '89, Nelwin '88, Ima '89, Dian '89, Misbah '87, dan Hari '92, selama dua hari di Cimacan saya 'turunkan' ilmu tentang hipnosis untuk membantu diri dan orang lain, serta bagaimana menggunakan kekuatan pikiran bawah sadar untuk mencapai apa yang diinginkan.

Pelatihan kali itu sangat berkesan dan memuaskan saya. Suasana belajar begitu alami dan menyenangkan, persis seperti kalau kami berkumpul sejak aktif Pramuka semasa SMA yang penuh canda-tawa, tapi mereka mau melakukan latihan-latihan dengan serius. Saya bilang, dalam latihan ini banyak-banyak bikin salah, dan jangan terlalu serius. If you get serious, you get stupid, begitu doktrin sebagai neurosemanticist yang saya pegang.

Keesokannya, Nifa mengirimkan SMS melaporkan hasil 'praktek' yang ia lakukan. Laporan Nifa disempurnakan lewat emailnya dengan isinya begini.

Monday, November 3, 2008 4:04 AM
From:
To: "pmbrata@yahoo.com"
Pras, gw hr ini mulai mempraktekan 'law of attraction',td pagi gw mau ketanah abang, gw parkir mobil di pasaraya, keluar dr pasaraya gw liat ada 3 p19, kopaja arah tanah abang, gw datangi,ctp semuanya jalan, lalu dlm hati gw bicara, kalo sampai deket lampu merah pasaraya tdk ada p19, gw naik busway, begitu dilampu merah tiba2 berenti p19, langsung gw naik, stlh duduk gw liat jam, jam 10.17, gw kembali bicara dlm hati, gw sampe tanah abang dlm wkt 30mnt, begitu gw turun dr kopaja gw liat jam gw jam 10.48, pulang dr tanah abang gw naik kopaja lg ke arah pasaraya, langit gelap, begitu sampai dpn bunderan HI hujan deras, gw kembali bicara dlm hati, sampai pasaraya hujan berenti, begitu sampai disebrang pasaraya memang bener2 berhenti ujannya, gw agak takjub dgn kekuatan pikiran gw, krn sdh jam 11.35, gw kudu jemput ponakan2 di AlAzhar Kemang, kembali gw bicara dlm hati, menuju kemang lancar dan dpt parkir didkt pintu masuk anak2, Alhamdulillah semua itu terjadi, kembali gw takjub. Barusan gw memberi obat ke ponakan gw, si radhya, dia panas, biasanya kalo dia minum obat tdk pernah mau untuk menghabiskan air minumnya, td gw kembali bicara dlm hati, hasilnya dia minum obat dan menghabiskan segelas air minumnya. Bener ya kalo kita ikhlas, positif dan yakin, Insya Allah terjadi, terima kasih pras untuk berbagi ilmunya.....

Hari berikutnya, Dede mengirim SMS :

Mlm ini gw mikir n visualkan perjalanan adik gw dr melawai mnuju rempoa. Gw hrs nunggu dia di tempt makan gintung. Hslnya, gak jauh meleset, gw sms dia n bilang dia udah nyampe per4an pdk pinang arah deplu. Dia ada di bundaran sekolah bhakti mulya. Amazing. Berarti gw hrs fokus in 41 days get premi 150jt. Pasti gw dapet !

Kalau yang ini SMS dari Nong, 'manajer' saya untuk urusan promosi buku.

Intermezo : Tadi pagi menjelang siang brangkat ke kantor baru nyadar ga bawa dompet. Cuma ada 2500 pas di kantong buat ongkos ke kantor aja. Akhirnya mikir : 'gue beruntung dpt makan siang gratis 'n pulang dianterin ampe gang depan kosan'. Nyampe kantor ternyata lagi pada masak. Aku ditanya dah makan belum ? kujawab 'belum'. Alhamdulillah diajak makan. Trus barusan pulang dianter Fajar pake motornya ampe dpn gang kos. Alhamdulillah, hari ini sukses bermodalkan rumus intention, visualisasi, doa, ikhlas 'n pasrah, hehehehe ...

Betapa hebatnya pikiran kita ... dan ... betapa maha hebatnya DIA Yang Telah Menciptakan pikiran kita ... Tapi, ada juga yang tidak bisa membedakan antara pikiran dan Pencipta Pikiran, dengan menyebut definisi energi dengan definisi Tuhan itu sama ... ***

Sampai Kapan ?


Di sebuah malam, saya sedang berbicara di forum penyamaan persepsi dan harapan antara peserta pelatihan dan saya selaku trainer, ketika Nelwin, salah seorang peserta menyampaikan sharing. Jumat malam itu hingga minggu sore saya bakal mengajar 19 orang teman sesama alumni Pramuka SMA Jakarta tentang hypnosis. Saya sangat bergairah untuk memberi pelatihan karena disamping nostalgia duapuluhan tahun lalu, hajatan ini merupakan pelaksanaan dari komitmen saya untuk memberi pelatihan gratis dua kali setahun.

Setelah melakukan percobaan 'memanjangkan tangan' melalui proses visualisasi, Nelwin tidak mengalami perubahan apa-apa pada tangannya. Saya jelaskan, ada empat kemungkinan mengapa visualisasi tidak berefek. Pertama, sulit konsentrasi. Kedua, kritis -- mikir -- ragu. Ketiga, menolak perintah -- ngeyel. Keempat, ketiduran.

"Prass, tangan gue nggak berubah apa mungkin disebabkan karena gue skeptis karena dari dulu gue nggak terlalu percaya yang soal beginian", kata Nelwin.

Nelwin memang mencirikan profesional yang sukses dalam dunia kerja. Ia lulusan FEUI dan MBA di Inggris yang sudah lama berada pada posisi pimpinan puncak sebuah perusahaan sekuritas besar di Indonesia. Orang seperti Nelwin memiliki self-esteem dan kepercayaan tinggi terhadap dirinya sendiri. Kalau tidak, mana mungkin ia sukses. Saya melihat ia termasuk kelompok kedua, yaitu kritis, dimana keputusan perubahan harus berasal dari dirinya sendiri. Saya pikir, sugesti yang efektif adalah sugesti dari dirinya sendiri.

Dengan semangat 'membantu seseorang untuk membantu dirinya sendiri', saya lalu bertanya, "Win, sampai kapan eloe skeptis ?".

Saya lalu diam, tidak memberi nasihat atau petunjuk apapun. Saya melanjutkan perbincangan dengan para peserta dan tanpa saya ketahui, rupanya Nelwin melakukan percobaan sendiri memanjangkan tangan. Tiba-tiba dia menyela pembicaraan saya.

"Prass, sekarang tangan gue berubah ...". Dia menunjukkan tangannya kepada saya dan forum.

Rupanya pertanyaan mindlines saya mustajab. Pertanyaan itu menyebabkan ia tampak sadar dengan apa yang sedang diyakininya, dan akhirnya memutuskan tidak ada salahnya meninggalkan sang skeptis untuk mau melakukan sesuatu yang siapa tahu mendatangkan manfaat. Ia memutuskan sendiri untuk mau melakukan, dan akhirnya ia berhasil bisa. Jadi ia bukannya tidak bisa 'memanjangkan' tangan, tapi tidak mau. Begitu mau, ia bisa.

Thanks Win ... eloe udah ngasih pelajaran buat 'kita-kita' tentang keputusan untuk berubah yang berhasil.

Ketika cerita ini sampai di isteri saya, di Yahoo Messenger, ia bilang :

Uti: hehehe jangan2 kalo aku ga skeptis aku juga bisa ya
prass_sahabatku: heheheh ..
prass_sahabatku: TENTUUUUUUU ...***